Monday, October 2, 2017

Mengenal Baking Soda



Baking soda, di Indonesia lebih dikenal sebagai SODA KUE. Ada juga yang menyebutnya Natrium Bikarbonat, Sodium Bikarbonat (SoBi), Natrium/Sodium Hidrogen Karbonat, Natrium Acid Bicarbonate, atau Bicarbonate of Soda. 
Zat ini merupakan garam mineral alami. Rasanya sedikit asin dan bersifat alkali. Unsur ini ditemukan terlarut dalam sumber air yang kaya mineral. 
Sifat baking soda yang mampu menetralisir zat-zat yang ber-pH sangat asam atau sangat basa sehingga netral, membuatnya menjadi zat yang non-irritan (tidak mengiritasi) dan non-toksik (tidak beracun).


MANFAAT BAKING SODA : 
- AIR PURIFIER (Menetralisir bau dan asap kotor di udara ruangan tertutup) . 
- WATER PURIFIER (Menjernihkan, menetralisir pH dan melembutkan air). 
- Membersihkan permukaan berbagai bahan (logam, plastik, gelas, leather, vynil, kayu, tulang) dari karat, kerak, lumut, dan endapan bakteri 
- Perawatan dan pemulihan kondisi badan: Membersihkan gigi, rambut, dan kulit dari kotoran, bakteri, dan jamur Mengalkalikan cairan tubuh (darah, ludah, cairan elektrolit sel tubuh) Menyeimbangkan kadar mineral Sodium dalam tubuh (yang menjadi penyebab utama GERD) 
- Dalam bidang PETERNAKAN: Meningkatkan efisiensi penyerapan, nutrisi pakan ternak Memperkeras cangkang telur pada unggas Menjaga pH air kolam ikan 
- Dalam bidang PERTANIAN: Membuat bunga berkembang lebih lama Mengalkalikan tanah dan tumbuhan Meningkatkan penyerapan unsur hara oleh akar tanaman Sebagai fungisida alami 
- Untuk PENGOLAHAN MAKANAN : Mempertahankan warna sayuran setelah dimasak Mempercepat pengempukan daging Merenyahkan gorengan Mengembangkan adonan Menghilangkan bau pada sayuran berbau menyengat 
- Dalam bidang KESEHATAN, Menyangga pH sel tubuh (termasuk dalam darah) agar selalu dalam kondisi alkaline/fitrah/pH sekitar 7,5, Menyuplai O2 dan CO2 untuk transportasi nutrisi ke dalam sel dan membawa residu/toksin keluar sel sehingga sangat handal untuk dipakai sebagai detoksifikasi tubuh secara cepat namun aman. Antiseptik, anti jamur, anti bakteri yang aman diaplikasikan pada kulit yang meradang (jerawat, cacar, tergigit serangga, eksim) atau terluka karena berbagai sebab sehingga mempercepat pemulihannya. Antasida, dengan cara menyuplai mineral Na agar tubuh dapat memproduksi asam lambung (HCl) dalam jumlah yang cukup untuk melakukan proses pencernaan, dengan catatan pasien penderita gangguan lambung tidak membatasi asupan garam dalam makanannya.
CARA MENGGUNAKAN BAKING SODA Pengaplikasian baking soda bisa dilakukan dengan berbagai cara sesuai kebutuhannya, yaitu: 
1. disimpan dalam wadah terbuka (pemurni udara), 
2. ditaburkan kering lalu digosok (pembersih), 
3. dibuat berbentuk pasta (dicampurkan dengan sedikit air, atau minyak atau cuka) yang kekentalannya sesuai kebutuhan. 
4. dibuat sebagai larutan (proporsi airnya lebih banyak dari baking sodanya).
BEDA BAKING SODA DENGAN BAKING POWDER 
Baking soda terdiri dari satu unsur, yaitu Sodium Bicarbonate murni. Baking Powder terbuat dari bahan yang sama dengan soda kue. Bedanya, baking powder memiliki sodium bikarbonat yang sudah tercampur dengan MCP (Monocalcium phosphate), atau SAPP (Sodium Acid Pirophosphate) dan zat tambahan pengemulsi/antikempal seperti silicon dioxide.
BELI DI MANA? MERK APA? 
Membeli baking soda murni cukup dengan mendatangi toko bahan kue atau toko kimia terdekat dengan rumah anda. Lebih baik membeli yang dijual kiloan/curah tanpa merk, karena biasanya yang curah masih murni tidak dicampur dengan zat lain. Tersedia FOOD GRADE yang bertekstur lembut sedikit kasar dan PHARMACY GRADE yang sangat lembut. Namun dua-duanya aman untuk digunakan terapi alkaline. Untuk keperluan teraphy lebih baik menggunakan yang PHARMACY GRADE. Untuk produk soda kue yang sudah bermerek agar dicek komposisi yang tercantum pada labelnya.
Kemungkinan besar sudah dicampur zat antikempal seperti Silicon Dioxide yang toksik bila dikonsumsi pada jangka panjang.
MASA KADALUWARSA BAKING SODA 
Dalam tempat tertutup dan kering bisa hingga 5 tahun. Bila sudah sering dibuka dan ditutup, masa satu bulan perlu dicek kesegarannya.
CEK KESEGARAN BAKING SODA 
Untuk memeriksa apakah BS masih segar atau tidak, tetesi dengan cuka putih/jeruk nipis/lemon, bila berbusa/ keluar gelembung2 gas maka masih layak digunakan untuk terapi alkaline atau mengolah makanan. Bila sudah tidak segar lagi, bisa digunakan untuk keperluan pembersihan perabot rumah tangga.
CEK KEMURNIAN BAKING SODA 
Biarkan pada wadah terbuka selama seminggu. Bila teksturnya masih seperti pasir yang memburai bila disentuh, maka dia sudah diberi zat antikempal yang mencegah penyerapan air. Bila mengempal berarti masih murni.
KEHALALAN BAKING SODA 
Secara substansi zat ini halal dan baik (thoyyib). Secara proses produksi, zat ini halal bila tidak bercampur dengan zat lain yang merupakan produk turunan dari zat2 haram dari bagian tubuh babi/bangkai/darah. Mesin produksi di pabrik kimia murni biasanya khusus tidak dipakai untuk memproduksi barang lain.
Semoga bermanfaat

Sumber : https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=1038786922869742&id=1030239840391117&substory_index=0

Tuesday, December 17, 2013

Geniusnya Imam Syafi'i

Dikisahkan bahwa sebagian ulama terkemuka di Irak iri kepada Imam Syafi’iradhiyallahu ‘anhu. Mereka membuat tipu daya kepadanya lantaran beliau lebih unggul dari mereka dari segi ilmu dan hikmah. Imam Syafi’i mendapatkan hati para pencari ilmu pengetahuan sehingga mereka hanya berminat dengan majelis pengajian beliau, mereka hanya mau tunduk dengan pendapat dan ilmu beliau. Oleh karena itulah, para ulama yang iri terhadap Imam Syafi’i membuat kesepakatan di antara mereka untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan yang rumit dalam bentuk teka-teki. Sehingga mereka dapat menguji kecerdasan beliau, seberapa
mendalam dan seberapa matang ilmu beliau di hadapan Khalifah Harun ar-Rasyid yang sangat kagum dengan beliau dan sering memuji beliau. Setelah mereka selesai membuat pertanyaan-pertanyaan, mereka menyampaikan kepada khalifah yang ikut hadir dalam diskusi dan mendengarkan pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab oleh Imam Syafi’i radhiyallahu ‘anhu dengan penuh kecerdasan dan kefasihan.

Berikut ini soal jawab tersebut:

Soal 1: Bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang menyembelih kambing di rumahnya kemudian dia keluar untuk suatu keperluan, lalu dia kembali lagi lantas dia berkata kepada keluarganya, “Makanlah kambing ini. Sungguh kambing ini haram bagiku.” Keluarga pun berkata, “Demikian juga haram bagi kami?”

Jawab 1: Sesungguhnya laki-laki tersebut orang musyrik. Dia menyembelih kambaing atas nama berhala, lalu dia keluar dari rumahnya untuk suatu keperluan, dan ternyata Allah Subhanahu wa Ta’alamemberi hidayah kepadanya untuk memeluk agama Islam, sehingga dia masuk Islam. Maka, kambing tersebut haram baginya. Ketika para keluarganya tahu bahwa lelaki tersebut masuk Islam, maka mereka pun ikut masuk Islam. Maka, kambing tersebut juga diharamkan atas mereka.

Soal 2: Ada dua muslim yang sama-sama berakal minum arak. Salah satunya dikenai hukuman sedangkan yang lainnya tidak dikenai hukuman?

Jawab 2: Sebab salah satunya baligh sedangkan lainnya masih kecil

Soal 3: Ada lima orang melakukan zina terhadap seorang perempuan, maka orang pertama harus dibunuh, orang kedua dirajam, orang ketiga dikenai hukuman zina, orang keempat dikenai separuh hukman zina, dan orang kelima tidak dikenai sanksi apapun?

Jawab 3: Orang pertama menganggap zina perbuatan halal, sehingga dia murtad dan dia harus dibunuh. Orang kedua adalah muhshan (orang yang pernah menikah). Orang ketiga adalah ghairu muhshan (belum pernah menikah). Orang keempat adalah seorang budak. Sedangkan orang kelima adalah orang gila.

Soal 4: Ada seorang laki-laki melaksanakan shalat. Setelah dia mengucap salam ke kanan, istrinya tertalak. Ketika dia mengucap salam ke kiri, maka shalatnya batal, dan ketika dia melihat ke langit, maka dia waijb membayar seribu dirham?

Jawab 4: Pada saat dia mengucap salam ke kanan, dia melihat seseorang yang istrinya dia nikahi ketika dalam keadaan suami sedang ghaib (tidak ada). Maka, ketika dia melihat suaminya datang, istrinya tertalak. Pada saat dia mengucap salam ke kiri, dia melihat najis pada pakaiannya, maka shalatnya batal. Pada saat dia melihat ke langit, dia melihat hilal (bulan sabit) telah tampak di langit dan dia mempunyai hutang seribu dirham yang seharusnya dibayar pada awal bulan sejak munculnya hilal.

Soal 5: Ada seorang imam melaksanakan shalat bersama empat orang di dalam masjid, lantas ada seseorang yang masuk dan ikut melakukan shalat di sebelah kanan imam. Ketika imam mengucap salam ke kanan dan melihat lelaki tersebut, maka si imam wajib dibunuh sedangkan keempat makmum lainnya, wajib didera dan masjid tersebut wajib dirobohkan sampai ke dasarnya.

Jawab 5: Sesungguhnya lelaki yang baru datang mempunyai seorang istri. Kemudian dia pergi dan menitipkan istrinya di rumah saudaranya, lalu si imam membunuh sang saudara tersebut. Si imam mengklaim bahwa perempuan tersebut merupakan istri orang yang terbunuh, lalu dia menikahi perempuan tersebut. Sedang empat orang yang ikut melaksanakan shalat adalah saksi pernikahan mereka. Lalu, masjid tersebut merupakan rumah orang yang terbunuh yang dijadikan sebagai masjid oleh si imam.

Soal 6: Bagaimana pendapatmu mengenai seseorang yang budaknya kabur, lalu dia berkata, “Budak tersebut statusnya merdeka jika saya makan sebelum saya menemukannya.” Bagaimana solusi dari ucapan tersebut?

Jawab 6: Dia memberikan budaknya kepada sebagian anaknya, kemudian dia makan, lalu dia meminta lagi budak yang telah diberikannya.

Soal 7: Dua orang perempuan bertemu dua lelaki muda, lalu kedua perempuan tersebut berkata, “Selamat datang dua anak kami, dua suami kami, dan dua anak suami kami?”

Jawab 7: Sesungguhnya dua lelaki muda tersebut merupakan anak dari kedua perempuan terebut. Lantas masing-masing dari kedua perempuan tersebut menikah dengan laki-laki perempuan satunya. Jadi, kedua lelaki muda tersebut merupakan anak dari kedua perempuan tersebut, suami dari kedua perempuan tersebut, dan anak dari (mantan) suami dari kedua perempuan tersebut.

Soal 8: Seorang laki-laki mengambil segelas air untuk diminum. Dia dihalalkan minum separuhnya. Tetapi diharamkan baginya minum air yang masih tersisa di gelas?

Jawab 8: Sesungguhnya lelaki tersebut baru minum separuh gelas lalu dia mimisan dan menetes pada air yang masih tersisa di dalam gelas, sehingga darah tercampur dengan air. Maka, sisa air tersebut diharamkan baginya.

Soal 9: Seorang laki-laki memberikan kepada istrinya satu kantong yang terisi penuh dan terkunci. Dia meminta kepada istrinya agar mengosongkan isinya dengan syarat dia tidak boleh membukanya, membelahnya, merusak kuncinya atau membakarnya. Jika dia melakukan salah satu dari hal tersebut, maka dia tertalak?

Jawab 9: Sesungguhnya kantong tersebut berisi gula atau garam. Yang dapat dilakukan si istri ialah menaruh kantong tersebut di dalam air, sehingga isi kantong meleleh dengan sendirinya.

Soal 10: Ada seorang lelaki dan seorang perempuan bertemu dua anak muda di jalan, lantas keduanya mencium kedua anak muda tersebut. Ketika keduanya ditanya mengenai perbuatan tersebut, si lelaki menjawab, “Ayahku adalah kakek keduanya. Saudaraku adalah paman keduanya. Istriku adalah istri ayah keduanya.” Sedangkan si perempuan menjawab, “Ibuku adalah nenek keduanya, saudara perempuanku adalah bibi keduanya.”

Jawab 10: Sesungguhnya si lelaki merupakanj ayah kedua anak muda tersebut sedangkan si perempuan merupakan ibu keduanya.

Soal 11: Ada dua laki-laki di atas loteng rumah. Salah satunya terjatuh dan mati. Anehnya, istri lelaki satunya yang masih hidup menjadi haram baginya?

Jawab 11: Sesungguhnya lelaki yang terjatuh sampai mati menikahkan anak perempuannya kepada budaknya yang menemaninya di atas loteng. Ketika laki-laki tersebut meninggal, maka anak perempuannya memiliki budak yang merupakan suaminya sendiri. Maka, perempuan tersebut haram baginya.

Sampai di sini, Khalifah Ar-Rasyid yang ikut hadir dalam diskusi tersebut tidak mampu menyembunyikan kekagumannya terhadap kecerdasan Imam Syafi’i, kecepatannya mendaapt ide, ketajaman pemahamannya, dan bagus daya tangkapnya.

Dia berkata, “Alangkah hebatnya keturunan Bani Abdi Manaf ini. Sungguh, engkau menejlaskan dengan sebaik-baiknya, engkau menafsirkan dengan sejelas-jelasnya, dan engkau membuat redaksi dengan fasih.”

Lalu Imam Syafi’i berkata, “Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memanjangkan umur Amirul Mukminin. Saya akan mengajukan satu pertanyaan kepada para ulama ini. Jika mereka mampu menjawab pertanyaan tersebut, maka Alhamdulillah. Akan tetapi, jika mereka tidak mampu menjawab, maka saya mohon kepada Amirul Mukminin untuk mencegah kejahatan mereka terhadap diriku.

Khalifah Ar-Rasyid menanggapi, “Baiklah, kupenuhi keinginanmu. Silakan ajukan pertanyaan kepada mereka sesuai yang engkau kehendaki, wahai Syafi’i!”

Lalu Imam Syafi’i berkata, “Ada seorang laki-laki wafat meninggalkan 600 dirham. Saudara perempuannya hanya memperoleh satu dirham saja dari harta peninggalan tersebut. Bagaimana cara pembagian harta warisan ini?”

Ternyata para ulama tersebut saling berpandangan satu sama lain cukup lama. Tidak satu pun di antara mereka mampu menjawab pertanyaan tersebut. Keringat pun bercucuran dari dahi mereka.

Ketika mereka terdiam cukup lama, maka Khalifah berkata, “Ya sudah, sampaikan jawabannya kepada mereka!”

Lantas Imam Syafi’i angkat bicara setelah orang-orang yang ingin menghilangkan posisi Imam Syafi’i di mata Khalifah yang sangat mengaguminya lantaran ilmu dan ketakwaannya akhirnya mati kutu.

Beliau berkata, “Laki-laki tersebut wafat meninggalkan dua orang anak perempuan, ibu, seorang istri, dua belas saudara laki-laki, dan seorang saudara perempuan. Jadi, dua anak perempuan mendapat bagian dua pertiga, yaitu sebesar 400 dirham, ibu mendapat bagian seperenam, yaitu sebesar 100 dirham, istri mendapat bagian seperdelapan, yaitu sebesar 75 dirham, kedua belas saudara laki-laki mendapat bagian 24 dirham dan tersisa satu dirham untuk saudara perempuan.”

Khalifah Ar-Rasyid tersenyum dan berujar, “Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan banyak keluargaku seperti engkau.”

Khalifah memberikan 2000 dirham kepada Imam Syafi’i. Kemudian Imam Syafi’i menerimanya lalu membagikannya kepada para pelayan dan pembantu istana.

Sumber: Hiburan Orang-orang Shalih, 101 Kisah Segar, Nyata dan Penuh Hikmah, Pustaka Arafah Cetakan 1

Credit to : Zilzaal

Meniti Jejak Walisongo

Sejarah masuknya Islam di Indonesia sungguh penuh dengan carut-marut karena sejak dahulu bangsa Indonesia memang lemah dalam sistem dokumentasi. Akibatnya, sejarah Indonesia sebelum datangnya bangsa Belanda selalu ada beberapa versi karena selalu ada distorsi dari pelaku sejarah maupun dari masyarakat yang meneruskan cerita tersebut kepada generasi berikutnya.
Sungguh suatu hal sangat memprihatinkan, bahwa sejarah lahirnya Islam di Jazirah Arabia yang terjadi pada abad ke-7 Masehi dan lahirnya Muhammad Shallallahu’alaihi wa Sallam [581 M], wafat [632 M] dan penggantinya Abu Bakar [632-634 M], Umar Bin Khotob [634-644 M], Usman Bin Affan [644-656 M], Ali Bin Abi Thalib [656-661 M] serta perkembangan Islam selanjutnya dapat terdokumentasi secara jelas. Namun sejarah masuknya Islam di Indonesia yang terjadi 7 abad setelahnya, justru tidak terdokumentasi secara pasti. Barangkali karena alasan itulah maka sejarah tentang walisongo juga penuh dengan carut-marut.

Kisah-kisah individu walisongo penuh dengan nuansa mistik, bahkan tidak hanya nuansa mistik yang menyelimuti kisah walisongo tetapi juga penuh dengan berita-berita bohong. Mistik dan bohong adalah dua hal yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, tetapi mengapa keduanya justru menjadi warna utama kisah para wali yang telah berjasa besar dalam menyebarkan ajaran islam di Indonesia?

Sebagai umat Islam tentu saja kita harus mengembangkan metode berpikir dialektis untuk mengambil hikmah yang sesungguhnya dan meluruskan sejarah yang sebenarnya berdasarkan sumber yang benar.

Berikut adalah dokumen-dokumen yang dipastikan kebenarannya sehubungan dengan kisah-kisah Walisongo;

1. “Het book van Bonang”, buku ini ada di perpustakaan Heiden-Belanda, yang menjadi salah satu dokumen langka dari jaman Walisongo. Kalau tidak dibawa Belanda, mungkin dokumen yang amat penting itu sudah lenyap. Buku ini ditulis oleh Sunan Bonang pada abad 15 yang berisi tentang ajaran-ajaran Islam.

2. “Suluk Linglung”, buku karya Sunan Kalijogo. Buku ini berbeda dengan buku ‘Suluk Linglung’ karya Imam Anom yang banyak beredar.

3. “Kropak Farara”, buku yang amat penting tentang walisongo ini diterjemahkan oleh Prof.Dr. GJW Drewes ke dalam bahasa Belanda dan diterjemahkan oleh Wahyudi ke dalam bahasa Indonesia.

4. “Kitab Walisana”, kitab yang disusun oleh Sunan Giri ini berisi tentang ajaran Islam dan beberapa peristiwa penting dalam perkembangan masuknya agama Islam di tanah Jawa.

Istilah walisongo memang masih kontroversial dan tidak ada dokumen yang dapat dijadikan rujukan untuk menentukan mana yang benar. Istilah walisongo adalah nama sebuah dewan yang beranggotakan 9 orang [A. Wahyudi dan Abu Khalid; Widji Saksono,1995].

Anggota walisongo merupakan orang-orang pilihan dan oleh karena itu oleh orang jawa dinamakan wali. Istilah wali berasal dari bahasa arab aulia, yang artinya orang yang dekat dengan Allah SWT karena ketakwaannya. Sedangkan istilah songo merujuk kepada penyebaran agama Islam ke segala penuru. Orang jawa mengenal istilah kiblat papat limo pancer untuk menggambarkan segala penjuru, yaitu utara-timur-selatan-barat disebut keblat papat dan empat arah diantaranya ditambah pusat disebut limo pancer.

Dalam kitab Kanzul Ulum karya IBNUL BATHUTHAH yang masih tersimpan di perpustakaan istana kasultanan Ottoman di Istambul, pembentukan Walisongo ternyata pertama kali dilakukan oleh sultan Turki, MUHAMMAD I yang menerima laporan dari para saudagar Gujarat {India} bahwa di pulau Jawa jumlah pemelukm agama Islam masih sangat sedikit. Berdasarkan laporan tersebut Sulatn MUHAMMAD I membentuk sebuah tim yang beranggotakan 9 orang, yaitu :

1. MAULANA MALIK IBRAHIM, berasal dari Turki, ahli irigasi dan tata pemerintahan
2. MAULANA ISHAQ, berasal dari Samarkan ahli pengobatan
3. MAULANA AHMAD JUMADIL KUBRO, berasal dari Mesir
4. MAULAN MUHAMMAD AL MAGHROBI, berasal dari Maroko
5. MAULANA MALIK ISRO’IL, berasal dari Turki, ahli tata pemerintahan
6. MAULANA MUHAMMAD ALI AKBAR, berasal dari Iran, ahli pengobatan
7. MAULANA HASANUDDIN, dari Palestina
8. Maulana ALIYUDDIN, dari Palestina
9. Syekh SUBAKIR, dari Iran, ahli kemasyarakatan

Inilah walisongo angkatan pertama yang datang ke pulau Jawa pada saat yang tepat, karena Majapahit sendiri pada saat itu sedang dilanda perang saudara, yaitu perang paregreg, sehingga kedatangan mereka tidak begitu mendapat perhatian. Perlu diketahui bahwa tim pertama tersebut bukanlah para ahli agama atau bisa dikatakan bahwa mereka belum mempunyai ilmu agama yang mumpuni. Sultan Muhammad I tidak pernah menyebut tim tersebut dengan nama walisongo. Barangkali istilah walisongo berasal dari masyarakat atau dari tim itu sendiri setelah bekerja beberapa pulh tahun. Adapula kemungkinan bahwa istilah walisongo muncul setelah wali pribumi dari kalangan bangsawan yang masuk kedalam tim.

Karena Maulana Malik Ibrahim sebagai ketua walisongo wafat pada tahun 1419 M, maka pada tahun 1421 M dikirim seorang penyebar Islam baru yang bernama AHMAD ALI RAHMATULLAH dari Champa yang juga keponakan MAULANA ISHAK. Beliau adalah anak IBRAHIM ASMARAKANDI yang menjadi menantu Sultan Campha. Pemilihan Ahmad Ali Rahmatullah yang nantinya sering dipanggil RADEN RAHMAT adalah keputusan yang sangat tepat, karena Raden Rahmat dianggap mempunyai kelebihan [ilmu agama yang lebih dalam] dan putra Mahkota kerajaan Majapahit pada saat itu menikah dengan bibi Raden Rahmat. Oleh karena itu dengan Raden Rahmat menjadi ketua, walisongo berharap agar Prabu KertaWijaya dapat masuk Islam, atau setidak-tidaknya tidak menghalangi penyebarah Islam. Dialog antara Raden Rahmat yang mengajak Prabu KertaWijaya masuk Islam tertulis dalam Kitab Walisana dengan langgam Sinom pupuh IV bait 9-11 dan bait 12-14.

Karena masih kerabat istana, maka Raden Rahmat diberi daerah Ampeldento oleh Raja Majapahit yang kemudian dijadikan markas untuk mendirikan pesantren. Selanjutnya Raden Rahmat dikenal dengan nama SUNAN AMPEL. Menurut Widji Saksono [1995:23-24], kedatangan Raden Rahmat di pulau jawa disertai dua pemuda bangsawan Champha yaitu Raden SANTRI ALI dan ALIM ABU HURAIRAH serta 40 orang pengawal. Selanjutnya Raden Santri Ali dan Alim Abu Hurairah bermukim di Gresik dan dikenal dengan SUNAN GRESIK dan SUNAN MAJAGUNG. Dengan kedatangan Raden Rahmat, maka dapat dikatakan bahwa susunan dewan wali dapat kita sebut angkatan kedua.

Pada tahun 1435 ada dua orang wali yang wafat, yaitu Maulana Malik Isro`il dan Maulana Muhammad Ali Akbar. Dengan meninggalnya dua orang itu, dewan mengajukan permohonan kepada Sultan Turki [tahun 1421 Sultan Muhammad I digantikan oleh sultanMURAD II, yang memimpin sampai tahun 1451 {Barraclough, 1982:48}] untuk dikirimkan dua orang pengganti yang mempunyai kemampuan agama yang lebih mendalam.

Permohonan tersebut dikabulkan dan pada tahun 1436 dikirim dua orang juru dakwah, yaitu :

1. SAYYID JA`FAR SHODIQ, berasal dari Palestina, yang selanjutnya bermukin di Kudus dan dikenal dengan nama SUNAN KUDUS. Dalam buku Babad Demak karya Atmodarminto {2001, disebutkan bahwa Sayyid Ja`far Shodiq adalah satu-satunya anggota walisongo yang paling menguasai Ilmu Fiqih.

2. SYARIF HIDAYATULLAH, berasal dari Palestina yang merupakan ahli strategi perang. Menurut buku Babad Tanah Sunda Babad Cirebon karya PS Sulendraningrat {tanpa tahun}, Syarif Hidayatullah adalah cucu Prabu Siliwangi dari Pajajaran hasil perkawinan Rara Santang dan Sultan Syarif Abdullah dari Mesir. Selanjutnya Syarif Hidayatullah bermukim di Cirebon dan dikenal dengan nama SUNAN GUNUNG JATI.

Dengan kedatangan wali muda tersebut, maka dapat dikatakan bahwa susunan dewan wali dapat kita sebut angkatan ketiga. Nampak dari informasi diatas bahwa ada tiga wali muda yang tentu mempunyai kedalaman ilmu agama yang lebih dibandingkan dengan angkatan sebelumnya.

Pada tahun 1462 dua orang anggota walisongo wafat, yaitu Maulana Hasanuddin dan Maulana Aliyuddin. Sebelum itu ada dua orang anggota wali yang meninggalkan tanah Jawa, yaitu Syekh Subakir pulang ke Persia dan Maulana Ishak berdakwah di Pasai.

Dalam sidang walisongo di Ampeldento, diputuskan bahwa ada empat orang yang masuk dalam dewan walisongo, yaitu:

1. Raden MAKHDUM IBRAHIM, putra Sunan Ampel yang bermukim di desa Mbonang, Tuban. Selanjutnya dikenal dengan nama SUNAN MBONANG.
2. Raden QOSIM, putra Sunan Ampel yang bermukim di lamongan dan dikenal dengan nama SUNAN DRAJAT.
3. Raden PAKU, putra Maulana ISHAQ yang bermukim di Gresik dan selanjutnya dikenal dengan nama SUNAN GIRI.
4. Raden Mas SAID, putra Adipati Tuban yang bermukim di Kadilangu, Demak. Selanjutnya dikenal dengan nama SUNAN KALIJOGO.

Dengan perubahan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa susunan dewan wali dapat kita sebut angkatan keempat. Dalam dewan walisongo angkatan keempat ini masih ada dua orang yang bersal dari angkatan pertama, sehingga pada tahun 1463 mereka sudah bertugas di tanah Jawa selama 59 tahun. Dua orang itu adalah Maulana Ahmad Jumadil Qubro yang meninggal pada tahun 1465 dan Maulana Muhammad Al Maghrobi [tidak diketahui tahun berapa wafatnya]. Dalam kitab walisana disebutkan bahwa pada saatRaden FATAH menghadapi SYEKH SITI JENAR, Maulana Muhammad Al Maghrobi masih merupakan tokoh sentral, kuat dugaan bahwa beliau yang mengambil keputusan tentang masalah Syekh Siti Jenar.

Perlu diperhatikan bahwa mulai angkatan keempat ini banyak anggota walisongo yang merupakan putra bangsawan pribumi. Bersamaan dengan itu, orientasi ajaran islam mulai berubah dari Arab Sentris menjadi Islam Kompromistis. Pada saat itulah tubuh walisongo mulai terbelah antara kelompok futi`a dan aba`ah, barangkali pada saat itu pula muncul istilah Walisongo. Isi kitab walisana yang ditulis oleh Sunan Giri II pun yang ditulis pada awal abad 16 banyak berbeda dengan buku-buku sunan Mbonang yang masih menjelaskan ajaran Islam yang murni.

Dengan meninggalnya dua orang wali yang paling tua itu, maka pada tahun 1466 diadakan sidang yang memutuskan memasukkan anggota baru dan mengganti ketua dewan yang sudah berusia lanjut. Ketua dewan yang dipih dalam siding tersebut adalahSunan GIRI, sedangkan anggota dewan yang masuk adalah :

1. Raden FATAH, putra Raja Majapahit Brawijaya V yang merupakan Adipati Demak.
2. FATHULLAH KHAN, putra Sunan Gunung Jati yang dimaksudkan untuk membantu tugas ayahandanya yang sudah berusia lanjut.

Dengan perubahan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa susunan dewan wali dapat kita sebut angkatan kelima.

Setelah Raden Fatah dinobatkan menjadi Sultan Demak Bintara, maka pada tahun 1478, dilakukan perombakan lagi dalam tubu dewan walisongo. Selain Raden Fatah, Sunan Gunung Jati pun lengser karena usianya lang lanjut. Posisi Sunan Gunung Jati digantikan oleh Fathullah Khan yang memang sudah ada dalam dewan walisongo. Dua posisi yang kosong diisi oleh :

1. Raden UMAR SAID, putra Sunan Kalijogo yang lebih dikenal sebagai SUNAN MURIA.
2. Sunan PANDANARAN, murid Sunan Kalijogo yang bermukim di Tembayat, juga dikenal sebagai SUNAN TEMBAYAT.
Menurut kitab walisana karya Sunan Giri II, status Sunan Muria dan Sunan Padanaran hanya sebagai wali penerus atau wali nubuah atau wali nukbah. Kitab walisana juga tidak tidak pernah menyebut nama Fathullah Khan sebagai anggota walisongo, barangkali hal itu terjadi karena begitu diangkat menjadi anggota walisongo, Fathullah Khan langsung disebut sebagai Sunan Gunung Jati seperti sebutan untuk ayahandanya.

Setelah masa walisongo angkatan keenam, masih banyak orang yang pernah mendapat gelar sebagai wali, namun kapan mereka itu diangkat dan menggantikan siapa, tidak ada bukti dan keterangan yang dapat dijadikan patokan dan kebenarannyapun masih banyak diragukan. Mereka itu misalnya SYEKH SITI JENAR, Sunan GESENG, sunan NGUDUNG, Sunan PADUSAN, Sunan KALINYAMAT, Sunan MURYAPODO, dan ada beberapa orang yang juga dianggap sebagai wali misalnya Ki Ageng Selo dan Ki Ageng Pengging. []

E.A. Indrayana
Pemerhati Sejarah Kerajaan Jawa
Tinggal di Bekasi
Ditulis ulang dari http://nyimaspakungwati.blogspot.com/2009/05/carut-marut-hikayat-walisongo.html 

Pustaka:

o Hasanu Simon, 2004, Peranan Walisongo Dalam Mengislamkan Tanah Jawa Dalam Misteri Syekh Siti Jenar, Pustaka Pelajar, Jogjakarta.
o Sulendraningrat, 1984, Babad Tanah Sunda Babad Cirebon.
o Asnan Wahyudi dan Abu Khalid MA, tanpa tahun, Kisah Walisongo, Karya Ilmi, Surabaya.
o Widji Saksono,1995, Mengislamkan Tanah Jawa:Telaah atas Metode Dakwah Walisongo,Penerbit Mizan, Bandung.
o Atmodarminto, R., 2000, Babad Demak;Dalam Tafsir Sosial Politik Keislaman dan Kebangsaan, terjemahan Saudi Berlian, Millenium Publisher, Jakarta. (© Banyu Mili 2009)

Thursday, November 7, 2013

Empress Ki, Alexander Agung hingga Cheng Ho

Saat ini aku sedang addicted drama Korea Empress Ki. Dari sini aku mencari informasi dengan kata kunci
 Dinasti Yuan, kemudian muncul nama Jenghis Khan, Alexander Agung, Zulkarnain, Ya'juz Ma'juz, Tembok Cina, Islam di China dan berakhir pada Laksamana Ceng Ho.

Berikut informasinya :
  http://id.wikipedia.org/wiki/Kekaisaran_Mongolia
 http://mualaf-alhamdulillah.blogspot.com/2012/03/tembok-cina-adalah-buatan-orang-islam.html
 http://senyumislam.wordpress.com/2010/11/05/sejarah-masuknya-islam-di-cina/
http://muslimdaily.net/artikel/studiislam/laksamana-cheng-ho---penjelajah-muslim-dari-tiongkok.html#.UnuigFOaRoo

 Kekaisaran Mongolia
Kekaisaran Mongolia didirikan oleh Jenghis Khan pada tahun 1206 sesudah mempersatukan Suku-suku Mongolia yang saat itu sering berselisih di antara sesama dan memulai banyak penaklukan di seluruh benua Eurasia yang dimulai dengan penaklukan Dinasti Xia Barat di Cina Utara dan Kerajaan Khawarezmia di Persia. Pada puncaknya, Kekaisaran Mongolia menguasai sebagian besar wilayah Asia Tenggara ke Eropa tengah. Selama keberadaannya, Mongolia melakukan pertukaran budaya antara Timur, Barat dan Timur Tengah sekitar abad ke-13 dan 14.
Kekaisaran Mongolia dipimpin oleh Khagan (Khan Agung keturunan Jenghis Khan) secara turun-temurun. Sesudah kematian Jenghis Khan, Kekaisaran Mongolia pada dasarnya terbagi menjadi empat bagian yaitu; Dinasti Yuan (Cina), Ilkhanate (Persia), Chagatai Khanate (Asia Tengah), dan Golden Horde (Rusia). Semua wilayah pembagian itu dipimpin oleh keturunan Jenghis Khan.
Menurut ahli sejarah barat R.J. Rummel, diperkirakan sekitar 30 juta orang terbunuh dibawah pemerintahan Kekaisaran Mongolia dan sekitar setengah jumlah populasi Tiongkok habis dalam 50 tahun pemerintahan Mongolia.

Khan Agung Mongol (Dinasti Yuan)

Para Khan Agung di Karakorum dan setelah masa Mongke, di Peking atau Khanbaliq (berarti "Kota Para Khan"), hidup dengan kekayaan meterial dan barang jarahan yang didapat dari daerah-daerah taklukan Mongol. Hal tersebut dapat ditemui dalam laporan perjalanan dari para musafir dan tamu dari Eropa Barat dan Timur Dekat. Lambat-laun, para Khan Agung Mongol menjadi dinasti Tiongkok dan hanya memiliki kekuasaan nominal saja terhadap khan-khan Mongol di Asia Tengah dan Asia Barat.
Berikut ini adalah tahun kenaikan tahta para Khan Agung (Kha Khan) Mongol atau Dinasti Yuan di Tiongkok, 1206-1634 M, berdasarkan penelitian dari C.E. Bosworth:
Setelah Toghan Temur disingkirkan oleh kaisar Ming, maka pengaruh mereka di wilayah non-Tiongkok menjadi pupus sama sekali.

Ternyata Tembok Cina adalah buatan orang Islam


Diperkirakan sumber awal yang menyatakan bahwa Zulkarnaen (tanpa Iskandar) adalah Alexander the Great dalam khasanah literatur Islam adalah Ibn Hisyam. Ibn Hiyam adalah salah satu ahli sejarah Islam awal yang menulis sejarah kehidupan Rasulullah. Sebagai bahan dasar penulisan sejarah Rasulullah tersebut beliau banyak mengambil bahan dari sejarah Rasulullah yang ditulis oleh Ibn Ishaq (yang sekarang diyakini/diperkirakan tidak ada lagi).

Kembali ke pokok permasalahan, dalam karyanya Ibn Hisyam memberikan komentar tentang siapakah Zulkarnaen dengan mengasosiasikan dia dengan Alexander dari Yunani, dengan tafsiran bahwa "2 tanduknya" adalah rentangan kekuasaannya yang terbentang dari Yunani ke Persia (dahulu kekuasaan kerajaan Persia sampai ke India), atau dari barat sampai ke timur. Kemungkinan besar sejak saat itulah diasosiasikan bahwa Zulkarnaen adalah Alexander (atau Iskandar menurut bahasa Arab dan Eskandar menurut bahasa Persia)

Namun asosiasi tersebut menjadi bermasalah salah satunya karena Alexander diperkirakan bukan seorang monoteis. Oleh karena itu Sayyid Abul Ala Maududi berpendapat bahwa Zulkarnaen bukanlah Alexander. Maududi berpendapat bahwa sifat-sifat Zulkarnaen adalah:
1. Sudah meninggal saat Qur'an diturunkan
2. Punya 2 tanduk
3. Kekuasaannya meliputi suatu daerah yang sangat luas
4. Membangun tembok untuk menahan Yajuj dan Majuj
5. Penguasa yang adil dan percaya kepada Tuhan

Cyrus the Great (590 — 529 sblm Masehi) adalah pendiri dan penguasa kerajaan Persia Kuno. Kerajaannya terbentang dari Asia Barat Selatan (Libanon, Israel) hingga Pakistan (sekarang), dari Timur Tengah hingga Armenia. Kekuasaannya meliputi Timur Barat Utara Selatan. Kerajaan Persia terkenal dengan logo domba dengan 2 tanduk yang melingkar. Al Maududi mengenai tembok besi untuk menghalang Yajuj dan Majuj berpendapat bahwa Yajuj dan Majuj adalah bangsa barbar yang tinggal di daerah Asia Tengah (seperti Mongol, Tartar, Hun, Scythian) dan, menurut Maududi, Cyrus telah membangun dinding untuk membatasi bangsa yang lebih beradap dari bangsa2 barbar tersebut. Selain itu Cyrus terkenal sebagai raja yang adil dan bijaksana. Bahkan dikabarkan dia melepaskan Bani Israel karena Bani Israel adalah kaum monoteistik dan memerintahkan pembangunan Kuil Sulaiman sebagai tempat penyembahan kepada Tuhan.

Orang Israel dan Christian mengenal adanya Book of Daniel, yang menceritakan kehidupan orang Israel dibawah kekuasaan dan tirani Nebukadnezar, dengan Daniel sebagai tokoh utamanya. Daniel adalah orang Israel yang memilii kemampuan menafsirkan mimpi, dan dia sempat menjadi penasehat Nebukadnezar karena kemampuannya trersebut. Pada suatu ketika Daniel bermimpi akan adanya seekor domba dengan 2 tanduk. Salah satu tanduknya agak panjang sebelah. Domba itu menyeruduk ke Barat, Keselatan dan keUtara. Tidak ada binatang yang tahan tandukan domba tersebut. Seekor kambing dengan tanduk tunggal diantara 2 matanya muncul dari barat
Belum lama saya tertarik dengan sebuah buku yang berjudul "Mengungkap Misteri Perjalanan Dzulqarnain ke Cina: Munculnya Ya'juj dan Ma'juj di Asia".

Berdasarkan penelitian sang penulis, Zulkarnain bukanlah Alexander Agung, karena Alexander Agung bukanlah seorang muslim dan juga merupakan agresor.

Penelitian lanjut beliau, yang tidak bisa saya uraikan di sini karena terlalu panjang, Zulkarnain tidak lain adalah Akhnaton (Amnihotib IV), Raja Mesir yang berkuasa antara tahun 1370 s.d. 1352 SM (Dinasti XVIII). Akhnaton sendiri adalah anak dari Amnihotib III yang saat ini kita kenal dengan Fir'aun, raja Mesir yang mengaku dirinya sebagai Tuhan dan ingin membunuh nabi Musa. Banyak fakta yang ditampilkan oleh penulis yang mengarahkan Zulkarnain sebagai anak Firaun. Zulkarnain inilah yang diyakini sebagai orang yang membela Nabi Musa ketika Firaun ingin membunuhnya yang disebutkan dalam Al-Quran sebagai "laki-laki yang beriman". Kisah ini bisa disimak dalam
Q.S. 40:27:
Dan berkata Fir`aun (kepada pembesar-pembesarnya): "Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi".

Q.S. 40:27
Dan Musa berkata: "Sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu dari setiap orang yang menyombongkan diri yang tidak beriman kepada hari berhisab".

Al-Mu`min:028
Dan seorang laki-laki yang beriman di antara keluarga (pengikut-pengikut) Fir`aun yang menyembunyikan imannya berkata: "Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan: "Tuhanku ialah Allah padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu. Dan jika ia seorang pendusta maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu; dan jika ia seorang yang benar niscaya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu". Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta.

Siapakah lelaki beriman itu? Menurut penulis, dia tidak lain adalah Zulkarnain. Bersama istri dan keenam putrinya beliau mengajarkan untuk bertauhid dan dia adalah satu-satunya raja Mesir dalam sejarah yang beriman kepada satu Tuhan, Tuhannya Matahari, yang pada saat itu Matahari dianggap sebagai Tuhan oleh masyarakat Mesir. Dan sangat mungkin anak Firaun ini beriman, karena beliau hidup semasa dengan Nabi Musa yang ketika kecil nabi Musa dirawat oleh istrinya Firaun. Pergaulannya dengan nabi Musa yang mungkin menyebabkan Akhnaton beriman kepada Allah.

Akhnaton menjadi raja setelah ayahnya Firaun tewas di laut merah ketika mengejar nabi Musa.

Dari sekian banyak raja Mesir, hanya Raja Zulkarnain (Akhnaton) dan keluarganya yang tidak ditemukan muminya meskipun piramid yang akan digunakan untuk makam Raja Akhnaton berhasil ditemukan namun para ahli sejarah tidak berhasil menemukan muminya.

Pertanyaannya, mengapa tidak ada makam Raja Akhnaton? Salah satu jawaban yang mungkin adalah Raja Akhnaton atau Zulkarnain tidak meninggal di Mesir, tetapi di luar Mesir. Perjalanan Zulkarnain ke luar Mesir berdasarkan perintah Allah yang tercatat dalam kisah Zulkarnain di Al-Quran Q.S. Al-Kahfi: 83-99.

Zulkarnain diperintahkan untuk menuju tempat terbenam matahari (Bagian barat bumi), tempat terbit matahari (bagian timur bumi), dan juga menuju tempat "baina as-saddain (di antara dua bukit). Berdasarkan bukti, fakta, dan argumentasi yang diberikan oleh penulis, penulis meyakini bahwa yang dimaksud tempat terbenam matahari adalah kepulauan Maladewa, kemudian beliau menyusuri khatulistiwa menuju tempat terbitnya matahari. Kepulauan Kiribati dinyatakan oleh penulis sebagai tempat terbitnya matahari. Di tempat ini terbit dan terbenamnya matahari selalu sama sepanjang tahun, yaitu terbit selalu jam 06.30 dan terbenam selalu jam 18.30, dengan kata lain siang hari selalu 12 jam, dan malam hari selalu 12 jam. Setelah itu beliau diperintahkan oleh untuk berbelok arah menuju tempat yang terletak di antara dua bukit. Berdasarkan penelitian beliau, lokasi itu tidak lain adalah China.

Cerita Zulkarnain juga terkait dengan Ya'juj dan Ma'juj. Dalam kaidah bahasa Arab, kata Ya'juj dan Ma'juj ini adalah kata yang aneh karena tidak bisa ditashrif. Ternyata Allah ingin membuktikan sebuah sejarah dengan menggunakan kata aslinya. Ya'juj dan Ma'juj ternyata berasal dari bahasa China:
Ya = Asia
Jou atau Zhou = Benua, tempat tinggal
Ma = kuda


Di dalam Surat AL-Kahfi disebutkan bahwa Ya'juj (Penduduk Benua Asia) dan Ma'juj (Penduduk Benua Kuda) adalah perusak di muka bumi.

Pemahaman tentang Ya'juj dan Ma'juj ini juga sejalan dengan hadits nabi:
"Kalian mengatakan, kalian tidak punya musuh. Kalian tetap akan melawan musuh kalian sehingga keluar Ya'juj dan Ma'juj yang bermuka lebar, bermata sipit, bersosok (atau berkulit kuning), akan turun dari setiap perbukitan, seakan wajah mereka rata bagai permukaan palu." (Hadits riwayat Imam Ahmad)

Hadits di atas menerangkan sebagian karakteristik fisik Ya'juj dan Ma'juj yang mendiami Asia Timur, Asia Utara, Asia Tengah, dan benua kuda (Bangsa Mongol. Orang Barat menyebutnya Horse People).

Di dalam hadits lain Rasulullah saw bersabda:
"Tiada ilah selain Allah. Celaka orang-orang Arab akibat kejahatan yang kian dekat. Tembok pemisah (perlindungan dari) Ya'juj dan Ma'juj terlah terbuka, seperti ini," beliau sambil melingkarkan ibu jari dan telunjuknya. Zainab berkata, "Kataku, Wahai Rasulullah, apakah kita akan binasa sedang di tengah-tengah kita terdapat orang-orang shaleh?" Beliau menjawab, "Ya, jika kejahatan merajalela." HR. Bukhori.

Perlu dicatat, Tembok China yang kita ketahui saat ini adalah tembok yang dibangun oleh Zulkarnain atas permintaan rakyat China untuk melindungi mereka dari bangsa Ya'juj dan Ma'juj.

Hadits riwayat Bukhori di atas diperkirakan disampaikan oleh nabi antara tahun 622-632M. Ketika itu sebagian tembok pemisah yang dibangun Zulkarnain di Vina telah terbuka, yakni antara tahun 615-632 M. Pada rentang tahun itu, China menjadi negara superpower di Asia bagian utara yang dapat menghancurkan Turki bagian timur dan menguasai Mongolia pedalaman, Rodesia, dan daerah-daerah di Asia Tengah dengan kekuatan tentara yang sangat dahsyat di bawah kepemimpinan Kaisar Taizon.

Berbagai bencana, peperangan, dan peristiwa yang terjadi antara 615 - 632 M rupanya menjadi sebab terbukanya sebagian tembok pemisah sebagai pertahanan dari Ya'juj dan Ma'juj, sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas.

Bencana, peperangan dan kerusakan yang terjadi merupakan parameter Ya'juj dan Ma'juj. Perang sadis dan tidak berperikemanusiaan juga terjadi sekitar tahun 1200-an M di bawah kepemimpinan raja Mongol, Jenghis Khan.
Sejarah Masuknya Islam di Cina

Cina yang sebelumnya terkenal dengan nama RRC (Republik Rakyat China ) terletak di wilayah Asia Timur berbatasan dengan 14 negara tetangga Korea Utara, Mongolia, Rusia, Vietnam, Laos, Birma, India, Bhutan, Nepal, Pakistan dan negara-negara lainnya. Agama Islam telah tersebar di China selama lebih 1300 tahun.
Di China, terdapat 10 suku bangsa yang beragama Islam, termasuk etnik Huizu, Uygur, Kazakh, Kirgiz, Tajik, Uzbek, Tatar dan lain-lainnya. Penduduk Islam tinggal di merata tempat di seluruh China, terutamanya di bagian barat laut China, termasuk provinsi Gansu, Qinghai, Shanxi, Wilayah Autonomi Xinjiang dan Wilayah Autonomi Ningxia. Agama Islam sudah tidak asing bagi penduduk di negara ini. Ia telah menjadi salah satu agama yang penting di China.
Terdapat beberapa versi hikayat tentang awal mula Islam bersemi di dataran Cina. Versi pertama menyebutkan, ajaran Islam pertama kali tiba di Cina dibawa para sahabat Rasul yang hijrah ke al-Habasha Abyssinia (Ethopia). Sahabat Nabi hijrah ke Ethopia untuk menghindari kemarahan dan amuk massa kaum Quraish jahiliyah. Mereka antara lain : Ruqayyah (anak perempuan Nabi), Ustman bin Affan (suami Ruqayyah), Sa’ad bin Abi Waqqas (paman Rasulullah SAW) dan sejumlah sahabat lainnya.
Para sahabat yang hijrah ke Etopia itu mendapat perlindungan dari Raja Atsmaha Negus di kota Axum. Banyak sahabat yang memilih menetap dan tak kembali ke tanah Arab. Konon, mereka inilah yang kemudian berlayar dan tiba di daratan Cina pada saat Dinasti Sui berkuasa (581 M – 618 M).
Sumber lainnya menyebutkan, ajaran Islam pertama kali tiba di Cina ketika Sa’ad Abi Waqqas dan tiga sahabatnya berlayar ke Cina dari Ethopia pada tahun 616 M. Setelah sampai di Cina, Sa’ad kembali ke Arab dan 21 tahun kemudian kembali lagi ke Guangzhou membawa kitab suci Alquran. Ada pula yang menyebutkan, ajaran Islam pertama kali tiba di Cina pada 615 M – kurang lebih 20 tahun setelah Rasulullah SAW tutup usia. Adalah Khalifah Utsman bin Affan yang menugaskan Sa’ad bin Abi Waqqas untuk membawa ajaran Illahi ke daratan Cina. Konon, Sa’ad meninggal dunia di Cina pada tahun 635 M. Kuburannya dikenal sebagai Geys’ Mazars.
Utusan khalifah itu diterima secara terbuka oleh Kaisar Yung Wei dari Dinasti Tang pada tahun 651 M. Kaisar pun lalu memerintahkan pembangunan Masjid Huaisheng atau masjid Memorial di Canton – masjid pertama yang berdiri di daratan Cina. Ketika Dinasti Tang berkuasa, Cina tengah mencapai masa keemasan dan menjadi kosmopolitan budaya. Sehingga, dengan mudah ajaran Islam tersebar dan dikenal masyarakat Tiongkok.
Pada zaman Dinasti Song, agama Islam dianggap lebih mulia oleh rakyat China, agama Islam telah mulai berkembang di China dan kawasan kediaman penduduk beragama Islam lebih luas. Banyak orang asing yang beragama Islam tinggal di bandar Guangzhou di provinsi Guangdong dan bandar Quanzhou di provinsi Fujian secara berkumpulan. Masjid pada zaman Dinasti Song yang masih ada sekarang sudah tidak banyak, yang paling terkenal ialah masjid “Qing Jing Si” dibandar Quanzhou.
Zaman Dinasti Yuan merupakan zaman yang paling penting bagi perkembangan agama Islam di China, karena Agama Islam di China berkembang paling pesat dan paling makmur pada zaman itu dan mempunyai kedudukan yang penting, arena politik dan kehidupan masyarakat. Penduduk yang menganut agama Islam bertambah pesat, dan warga Islam China banyak mengadakan perhubungan dengan dunia Arab. Masjid di China pada zaman itu bertambah banyak. Selain bercirikan seni Arab, reka bentuknya telah menerima seni China, karena banyak menggunakan kayu yang diukir.
Pada zaman Dinasti Ming, perkembangan agama Islam di China telah menghadapi rintangan, maharaja pertama Dinasti Ming memandang rendah terhadap agama Islam. Baginda mengeluarkan perintah untuk melarang rakyat menyembelih lembu secara tersendiri dan beberapa dasar yang mendiskriminasi umat Islam, termasuk orang Islam tidak boleh menjadi pegawai kerajaan dan lain-lainnya. Ini telah mencetuskan kemarahan umat Islam di China dan penduduk Islam mengadakan pemberontakan di ibu kota negara.

Masjid dan Perkembangan Islam di Cina

Orang Cina mengenal Islam dengan sebutan Yisilan Jiao yang berarti ‘agama yang murni’. Masyarakat Tiongkok menyebut Makkah sebagai tempat kelahiran ‘Buddha Ma-hia-wu’ (Nabi Muhammad SAW). Pada awalnya, pemeluk agama Islam terbanyak di Cina adalah para saudagar dari Arab dan Persia. Orang Cina yang pertama kali memeluk Islam adalah suku Hui Chi. Sejak saat itu, pemeluk Islam di Cina kian bertambah banyak. Ketika Dinasti Song bertahta, umat Muslim telah menguasai industri ekspor dan impor. Bahkan, pada periode itu jabatan direktur jenderal pelayaran secara konsisten dijabat orang Muslim.
Jauh sebelum ajaran Islam diturunkan Allah SWT, bangsa Cina memang telah mencapai peradaban yang amat tinggi. Kala itu, masyarakat Negeri Tirai Bambu sudah menguasai beragam khazanah kekayaan ilmu pengetahuan dan peradaban. Tak bisa dipungkiri bahwa umat Islam juga banyak menyerap ilmu pengetahuan serta peradaban dari negeri ini. Beberapa contohnya antara lain, ilmu ketabiban, kertas, serta bubuk mesiu. Kehebatan dan tingginya peradaban masyarakat Cina ternyata sudah terdengar di negeri Arab sebelum tahun 500 M.
Sejak itu, para saudagar dan pelaut dari Arab membina hubungan dagang dengan `Middle Kingdom’ – julukan Cina. Untuk bisa berkongsi dengan para saudagar Cina, para pelaut dan saudagar Arab dengan gagah berani mengarungi ganasnya samudera. Mereka `angkat layar’ dari Basra di Teluk Arab dan kota Siraf di Teluk Persia menuju lautan Samudera Hindia.
Sebelum sampai ke daratan Cina, para pelaut dan saudagar Arab melintasi Srilanka dan mengarahkan kapalnya ke Selat Malaka. Setelah itu, mereka berlego jangkar di pelabuhan Guangzhou atau orang Arab menyebutnya Khanfu. Guangzhou merupakan pusat perdagangan dan pelabuhan tertua di Cina. Sejak itu banyak orang Arab yang menetap di Cina.
Kebudayaan Islam mempunyai kedudukan yang penting dalam kebudayaan China, umat Islam di China pernah memberi sumbangan yang besar terhadap perkembangan sains dan teknologi China. Kalender yang dicipta oleh umat Islam pernah digunakan di China dalam waktu yang panjang. Alat pandu arah angkasa yang dicipta oleh seorang ahli ilmu falak yang bernama Zamaruddin pada Dinasti Yuan sangat populer di China. Ilmu matematik yang dikembangkan dari Arab telah diterima oleh orang China. Ilmu perobatan Arab juga menjadi sebagian daripada ilmu perobatan China. Umat Islam juga terkenal dengan pembuatan meriam di China, Dinasti Yuan menggunakan sejenis meriam yang dikenali sebagai meriam etnik Huizu yang diciptakan oleh orang Islam China. Meriam itu tidak menggunakan bahan letupan, tetapi menggunakan batu sebagai peluru, dan meriam itu sangat populer di China pada zaman itu. Selain itu, orang Islam juga terkenal dengan teknik pembinaan dan menenun.
Untuk menunjukkan kekaguman dan penghormatannya terhadap Islam, kaisar lantas mendirikan masjid pertama di Cina. Masjid Canton (Memorial Mosque) sampai saat ini masih berdiri tegak dan telah berusia 14 abad. Masjid ini adalah saksi bisu perkembangan Islam di negeri tirai bambu itu. Setelah itu, hubungan Islam dan Cina berkembang pesat hingga muncul perkampungan Muslim. Yang pertama dibangun adalah Cheng Aan.
Pada tahun ke 133 Hijriah terjadi pertempuran besar yang menentukan sejarah Islam di Asia Tengah. Pasukan Muslim dipimpin Ziyad. Meski tak jelas berapa korbannya, Cina mengalami kekalahan menyedihkan dalam pertempuran kali ini. Setelah kemenangan itu, Muslim mengontrol penuh hampir seluruh wilayah Asia Tengah.
Kemenangan itu membuka pintu lebar-lebar bagi ulama Islam.
Pada tahun 138 Hijrah, Jenderal Lieu Chen melakukan pemberontakan melawan Kaisar Sehwan Tsung. Untuk menumpas pemberontakan itu kaisar memohon pertolongan Khalifah Al Mansur dari dinasti Abbasiyah. Al Mansur menyanggupi dengan mengirim 4 ribu tentaranya ke Cina. Bantuan ini membuat kaisar bisa menghadapi para pemberontak.
Itulah mula pertama hingga tentara Turki mulai hadir di Cina. Mereka menetap dan lantas menikahi perempuan Cina. Saat ini ulama Cina berkembang baik dalam bidang ilmu agama maupun filsafat dan sosial. Bahkan tak sedikit yang ikut mewarnai filsafat Confusius. Namun belakangan umat Islam menghadapi banyak masalah. Kehidupan yang sangat keras dialami saat dinasti Manchu berkuasa (1644-1911 Masehi). Terjadi perseteruan paling keras di mana terjadi lima kali perang yakni Lanchu, Che Kanio, Singkiang, Uunanan dan Shansi. Muslim mengalami kekalahan dalam pertempuran kali ini. Korban yang jatuh tak terhitung dan mengakibatkan menyusutnya jumlah Muslim hingga sepertiganya saja.
Setelah kekalahan menyakitkan itu jumlah Muslim kembali berkembang. Diperkirakan ada 60 juta umat Islam. Mereka bukan cuma mengerti teori tapi juga praktik. Mereka mengenal rukun Islam, konsep halal dan haram dan sempat memimpin peradaban di Cina. Umat Islam punya babak baru pada masa Mao Tse Tung (1893-1976). Negarawan besar ini juga punya hubungan khusus dengan umat Islam. Ketika dia menetapkan markasnya ke Niyan, umat Islam Cina mendukungnya penuh. Bahkan sebagian Musilm ikut bergabung dalam tentara Merahnya meski sebagian menyembunyikan agama asli.
Pada 1954 pemerintah menjamin kebebasan untuk melakukan shalat, upacara ritual dan budaya serta sosial sendiri. Sebagai perbandingan terhadap etnis minoritas lainnya, mereka juga diberi kebebasan terutama menjalin hubungan dengan muslim lain di dunia. Belakangan memang pemerintah Cina memberi perlakuan khusus bagi mereka. Caranya dengan memberikan otonomi atau provinsi khusus buat mereka. Pemerintah Cina memberi hak khusus kepada etnik minoritas. Sebagai bukti, di luar dari 22 provinsi ada lima daerah otonomi penuh yang didasarkan pada pengakuan atas hak warga minoritas bukan saja Muslim tapi juga etnik lain.
Wilayah itu adalah Zhuang di Guangxi Zhuangzu, Hui-wilayah muslim di Ningxia Huizu, Uygurs di Xinjiang Uygurs, Tibet di Tibet, dan Mongol di wilayah khusus Mongol. Wilayah khusus lain dibedakan lantaran perjanjian dengan Inggris seperti Hongkong yang telah dikembalikan secara resmi.
Kental Dengan Muatan Lokal
Islam di Cina kental dengan muatan lokal. Kondisinya mirip dengan di Indonesia terutama wilayah Jawa. Desain masjid atau rumah-rumah hunian Muslim Cina mengambil budaya setempat. Warna merah, kuning dan bahkan kepercayaan terhadap unsur yin dan yang juga diyakini umat Islam. Muslim Cina masih menghormati dan bahkan meyakini kepercayaan leluhur.
Arsitektur masjid misalnya. Kubahnya dibuat model Cina. Pada pintunya terdapat tabir tipis dari plastik sebagai pencegah bala. Bagi masyarakat Cina, terlarang pintu yang menghadap ke depan. Biasanya pintu dibuat agak berliku. Dan jika langsung menghadap depan akan ada tirai yang menghalangi. Sebuah perbedaan yang bisa disaksikan secara kasat mata adalah bahwa Muslim tinggal berkelompok. Ini memudahkan mereka mencari makanan halal. Hanya di perkampungan Muslim kita bisa mendapatkan daging dan makanan halal lain. Di tempat lain makanan halal sulit ditemukan. Buku-buku agamapun ditulis dalam bahasa Han. Hadis, fikih, ahlak dan sejarah diterbitkan dalam bahasa lokal.
Penulis seperti Ma Chu, Leo Tse dan Chang Chung (1500-1700 Masehi) adalah tokoh yang berjasa menerjemahkan teks Arab dan Parsi kedalam bahasa lokal. Bahkan di antara buku-buku tersebut ada yang ajarannya bercampur dengan pengajaran filsafat Confusius. Penerjemahan Alquran pertama dilakukan pada abad 19. Ma Pu Shu mencoba menerjemahkan lima juz saja. Meski belum lengkap, apa yang ia kerjakan sangat berjasa bagi Muslim lokal. Abad 20 adalah masa sukses bagi umat Islam Cina. Sejumlah ulama berusaha meneruskan langkah Ma Pu Shu. Bukan saja Alquran, penerjemahan juga dilakukan terhadap teks agama lain seperti hadis Arbain an-Nawawy. Adalah Syaikh Wang Jing Chai dan Yang Shi Chian yang berjasa melakukannya.
Filsafat dan ilmu pengetahuan sosial lainnya adalah keuntungan yang diperoleh dari ulama Islam Cina. Telaah yang dilakukan Wang Dai Yu dan Liu Tsi pada masa Dinasti Ming dan Chend sangat berjasa bukan saja bagi pengembangan filsafat Islam tapi juga pemikiran filsafat Cina.
Pada tahun 1070 M, Kaisar Shenzong dari Dinasti Song mengundang 5.300 pria Muslim dari Bukhara untuk tinggal di Cina. Tujuannya untuk membangun zona penyangga antara Cina dengan Kekaisaran Liao di wilayah Timur Laut. Orang Bukhara itu lalu menetap di di antara Kaifeng dan Yenching (Beijing). Mereka dipimpin Pangeran Amir Sayyid alias ‘So-Fei Er’. Dia bergelar `bapak’ komunitas Muslim di Cina.
Ketika Dinasti Mongol Yuan (1274 M -1368 M) berkuasa, jumlah pemeluk Islam di Cina semakin besar. Mongol, sebagai minoritas di Cina, memberi kesempatan kepada imigran Muslim untuk naik status menjadi Cina Han.Bangsa Mongol menggunakan jasa orang Persia, Arab dan Uyghur untuk mengurus pajak dan keuangan. Pada waktu itu, banyak Muslim yang memimpin korporasi di awal periode Dinasti Yuan. Para sarjana Muslim mengkaji astronomi dan menyusun kalender. Selain itu, para arsitek Muslim juga membantu mendesain ibu kota Dinasti Yuan, Khanbaliq.
Pada masa kekuasaan Dinasti Ming, Muslim masih memiliki pengaruh yang kuat di lingkaran pemerintahan. Pendiri Dinasti Ming, Zhu Yuanzhang adalah jenderal Muslim terkemuka, termasuk Lan Yu Who. Pada 1388, Lan memimpin pasukan Dinasti Ming dan menundukkan Mongolia. Tak lama setelah itu muncul Laksamana Cheng Ho – seorang pelaut Muslim andal.
Masa Surut Islam di Daratan Cina
Saat Dinasti Ming berkuasa, imigran dari negara-negara Muslim mulai dilarang dan dibatasi. Cina pun berubah menjadi negara yang mengisolasi diri. Muslim di Cina pun mulai menggunakan dialek bahasa Cina. Arsitektur Masjid pun mulai mengikuti tradisi Cina. Pada era ini Nanjing menjadi pusat studi Islam yang penting. Setelah itu hubungan penguasa Cina dengan Islam mulai memburuk.
Hubungan antara Muslim dengan penguasa Cina mulai memburuk sejak Dinasti Qing (1644-1911) berkuasa. Tak cuma dengan penguasa, relasi Muslim dengan masyarakat Cina lainnya menjadi makin sulit. Dinasti Qing melarang berbagai kegiatan Keislaman.Menyembelih hewan qurban pada setiap Idul Adha dilarang. Umat Islam tak boleh lagi membangun masjid. Bahkan, penguasa dari Dinasti Qing juga tak membolehkan umat Islam menunaikan rukun Islam kelima – menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Makkah. Taktik adu domba pun diterapkan penguasa untuk memecah belah umat Islam yang terdiri dari bangsa Han, Tibet dan Mogol. Akibatnya ketiga suku penganut Islam itu saling bermusuhan. Tindakan represif Dinasti Qing itu memicu pemberontakan Panthay yang terjadi di provinsi Yunan dari 1855 M hingga 1873 M.
Setelah jatuhnya Dinasti Qing, Sun Yat Sen akhirnya mendirikan Republik Cina. Rakyat Han, Hui (Muslim), Meng (Mongol) dan Tsang (Tibet) berada di bawah Republik Cina. Pada 1911, Provinsi Qinhai, Gansu dan Ningxia berada dalam kekuasaan Muslim yakni keluarga Ma. Kondisi umat Islam di Cina makin memburuk ketika terjadi Revolusi Budaya. Pemerintah mulai mengendorkan kebijakannya kepada Muslim pada 1978. Kini Islam kembali menggeliat di Cina. Hal itu ditandai dengan banyaknya masjid serta aktivitas Muslim antaretnis di Cina.

Laksamana Cheng Ho - Penjelajah Muslim dari Tiongkok
Sekitar tahun 1930-an, sejarah kehebatan seorang laksamana laut asal Tiongkok pada abad ke-15 mulai terkuak. Adalah batu prasasti di sebuah kota di Provinsi Fujian, Cina yang bersaksi dan mengisahkan jejak perjalanan dan petualangan seorang pelaut andal dan tangguh bernama Cheng Ho atau Zheng He.
Catatan perjalanan dan penjelajahan yang luar biasa hebatnya itu tak hanya memiliki arti penting bagi bangsa Cina. Jejak hidup Laksamana Cheng Ho juga begitu berarti bagi umat Islam dan bangsa Indonesia. Seperti halnya, petualang hebat dari Maroko, Ibnu Battuta, Cheng Ho pernah singgah di Nusantara dalam ekspedisinya.
Matt Rosenberg, seorang ahli geografi terkemuka dunia mengungkapkan, ekspedisi laut yang dipimpin Cheng Ho telah dilakukan 87 tahun sebelum penjelajah kebanggaan Barat, Christopher Columbus, mengarungi luasnya samudera biru. Tak hanya itu, ekspedisi arung samudera yang dilakukan Cheng Ho juga jauh lebih awal dari penjelajah asal Portugis, Vasco da Gama dan petualang asal Spanyol, Ferdinand Magellan.
Petualangan antarbenua yang dipimpin Cheng Ho selama 28 tahun (1405 M -1433 M) itu berlangsung dalam tujuh kali pelayaran. Menurut Rosenberg, tak kurang dari 30 negara di benua Asia dan Afrika disinggahi Cheng Ho. Jarak tempuh ekspedisi yang dipimpin Cheng Ho beserta pengikutnya mencapai 35 ribu mil.
Dalam batu prasasti yang ditemukan di Provinsi Fujian itu, Cheng Ho mengatakan bahwa dirinya diperintahkan kaisar Dinasti Ming untuk berlayar mengarungi samudera menuju negara-negara di luar horizon. Dalam ekspedisinya mengelilingi benua Afrika dan Asia itu, Cheng Ho mengerahkan armada raksasa dengan puluhan kapal besar dan kapal kecil serta puluhan ribu awak.
Pada ekspedisi pertama, ia mengerahkan 62 kapal besar dan belasan kapal kecil yang digerakkan 27.800 ribu awak. Pada pelayaran ketiga, Cheng Ho menurunkan kapal besar sebanyak 48 buah dengan 27 ribu awak. Sedangkan pada pelayaran ketujuh, tak kurang dari 61 kapal besar dikerahkan dengan awaknya mencapai 27.550 orang. Padahal, ekspedisi yang dilakukan Columbus saat menemukan benua Amerika hanya mengerahkan tiga kapal dengan awak mencapai 88 orang.
Sebuah ekspedisi yang benar-benar dahsyat. Dalam setiap ekspedisi itu, secara khusus Cheng Ho menumpangi 'kapal pusaka'. Sebuah kapal terbesar pada abad ke-15 M. Betapa tidak, panjangnya saja mencapai 138 meter dan lebarnya sekitar 56 meter. Ukuran kapal yang digunakan Cheng Ho untuk menjelajah samudera itu lima kali lebih besar dibanding kapal Columbus.
Menurut sejarawan, JV Mills kapasitas `kapal pusaka' itu mencapai 2.500 ton. Pencapaian gemilang Cheng Ho melalui ekspedisi lautnya pada abad ke-15 M menunjukkan betapa peradaban Cina telah memiliki kapal-kapal besar serta kemampuan navigasi untuk menjelajahi dunia. Anehnya, keberhasilan yang dicapai Cheng Ho itu tak diikuti dengan ekspedisi berikutnya.
''Cheng Ho terlahir sekitar tahun 1371 M di Provinsi Yunan sebelah baratdaya Cina," ungkap Rosenberg. Nama kecilnya adalan Ma Ho. Dia tumbuh dan dibesarkan dalam sebuah keluarga Muslim. Apalagi, sang ayah pernah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci, Makkah. Menurut Rosenberg, nama keluarga Ma digunakan oleh keluarga Muslim di Tiongkok merujuk pada Muhammad.
Ketika berusia 10 tahun (1381 M), Ma Ho kecil dan anak-anak yang lain ditangkap tentara Cina yang menginvasi wilayah Yunan. Pada usia 13 tahun, dia dan tahanan muda lainnya dijadikan pelayan rumah tangga Pangeran Zhu Di - anak keempat kaisar Cina. Namun, Ma Ho menjadi pelayan khusus Pangeran Zhu Di.
Pergaulannya dengan pangeran, membuat Ma Ho menjadi pemuda yang tangguh. Dia jago berdiplomasi serta menguasai seni berperang. Tak heran, bila dia kemudian diangkat menjadi pegawai khusus pangeran. Nama Ma Ho juga diganti oleh Pangeran Zhu Di menjadi Cheng Ho. Alasannya, kuda-kuda milik abdi (kasim) kaisar terbunuh dalam pertempuran di luar Istana yang dinamakan Zhenglunba.
"Cheng Ho juga dikenal sebagai San Bao yang berarti `tiga mutiara','' papar Rosenberg. Cheng Ho yang memiliki tinggi badan sekitar tujuh kaki, posisinya kian menguat ketika Zhu Di diangkat menjadi kaisar pada 1402. Cheng Ho pun lalu didaulat menjadi laksamana dan diperintahkan untuk melakukan ekspedisi. Cheng Ho, merupakan abdi istana pertama yang memiliki pososi yang tinggi dalam militer Cina.
Ekspedisi pertama Cheng Ho dilakukan pada tahun 1405 M - 1407 M. Sebelum memulai ekspedisinya, rombongan besar itu menunaikan shalat terlebih dulu di sebuah masjid tua di kota Quanzhou (Provinsi Fujian). Pelayaran pertama ini mampu mencapai Caliut, barat daya India dan sampai di wilayah Asia Tenggara: Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, Vietnam, Srilangka. Di setiap persinggahan armada itu melakukan transaksi dengan cara barter.
Tahun 1407 M - 1409 M ekspedisi kedua kembali dilakukan, namun Cheng Ho tak ikut memimpin ekspedisi ini, dia tetap di Cina merenovasi masjid di kampung halamannya. Ekspedisi ketiga digelar pada 1409 M - 1411 M menjangkau India dan Srilanka. Tahun 1413 M - 1415 M kembali melaksanakan ekspedisi, kali ini mencapai Aden, Teluk Persia, dan Mogadishu (Afrika Timur). Jalur ini diulang kembali pada ekspedisi kelima (1417M - 1419 M) dan keenam (1421 M - 1422 M). Ekspedisi terakhir (1431 M- 1433 M) berhasil mencapai Laut Merah.
Ekspedisi luar biasa itu tercatat dan terekam dalam buku Zheng He's Navigation Map yang mampu mengubah peta navigasi dunia sampai abad ke-15. Dalam buku ini terdapat 24 peta navigasi mengenai arah pelayaran, jarak di lautan, dan berbagai pelabuhan. Jalur perdagangan Cina berubah, tidak sekadar bertumpu pada 'Jalur Sutera' antara Beijing-Bukhara.
Tak ada penaklukan dalam ekspedisi itu. Sejarawan Jeanette Mirsky menyatakan, ekspedisi bertujuan untuk memperkenalkan dan mengangkat nama besar Dinasti Ming ke seluruh dunia. Kaisar Zhu Di berharap dengan ekspedisi itu, negara-negara lain mengakui kebesaran Kaisar Cina sebagai The Son of Heaven (Putra Dewata. Tindakan militer hanya diterapkan ketika armada yang dipimpinnya menghadapi para perompak di laut. Cheng Ho tutup usia di Caliut, India ketika hendak pulang dari ekspedisi ketujuh pada 1433 M. Namun, ada pula yang menyatakan dia meninggal setelah sampai di Cina pada 1435. Setiap tahun ekspedisinya selalu dikenang.(fkr_republika)

Friday, March 8, 2013

Membedakan Daging Sapi dan Daging Babi

Saya penah "parno" saat membeli daging sapi dan mendapat yang agak berlemak. Karena khawatir, saya tidak melanjutkan memasak. Daging yang terlanjur dipotong jadi 2 saya foto dan email ke teman non muslim. Dia bilang itu daging sapi, daging babi lebih mirip daging ayam saat sudah masak karena termasuk golongan daging putih. Alhamdulillah..... padahal udah kebayang gimana saya harus "mensucikan" bekas daging babi di telenan, pisau, maupun bak cuci :-)

Menurut Dr. Ir. joko hermanto, Guru besar Departemen dan Teknologi Pangan IPB, secara kasat mata ada lima aspek yang terlihat berbeda antara daging sapi dan babi yaitu warna, serat daging, tipe lemak, aroma dan tekstur

daging-babi-warna-pucat
perbedaan terlihat dengan jelas antara kedua daging. Pada sapi serat serat daging tampak padat dan garis garis seratnya terlihat jelas.sedangkan daging babi seratnya terlihat samar dan renggang
lihat dibah ini

daging-sapi

lemak
Perbedaan terlihat pada tingkat keelastisanya, daging babi memiliki tekstur lemak yang lebih elastis sedangkan lemak sapi lebih kaku dan berbentuk. Lemak babi sangat basah dan sulit dilepaskan. Sedangkan lemak daging sapi agak kering dan berserat (lihat gambar).

tekstur
Daging sapi memiliki tekstur yang lebih kaku dan padat dibanding daging babi yang lembek dan mudah direnggangkan (lihat gambar) melalui perbedaan ini sebenarnya kita memegangnya pun sudah terasa perbedaan yang nyata antar keduanya karena terasa sekali daging babi yang sangat kenyal sedangkan daging sapi yg mempunyai tekstur keras

5. Dari segi aroma
Daging sapi memiliki aroma yang khas tersendiri, sedangkan daging babi lebih amis/anyir. Jika kedua daging ini dicampur kita akan sangat sulit membedakan melalui aromanya dan membutuhkan latihan berulang-ulang.


Krupuk Rambak Halal atau Haram?

Krupuk rambak adalah krupuk yang terbuat dari kulit binatang; bisa sapi, kerbau, kambing atau babi. Jika binatang asalnya halal maka krupuk rambak ikut HALAL, sebaliknya jika binatang asalnya haram; seperti babi, maka krupuk rambak juga menjadi HARAM.


Yang menjadi masalah, bagaimana bila binatang yang halal (sapi) disembelih tanpa menyebut asma Allah? Otomatis binatang yang halal tersebut menjadi haram termasuk kulitnya. Bagaimana dengan "cecek" dan "krupuk rambak" yang banyak kita jumpai di sekitar kita? Bahan bakunya dari kulit sapi lokal atau impor? Sudah saatnya kita mulai memikirkannya, mengingat kebanyakan bahan bakunya dari kulit impor.

Sudah cukup lama saya galau memikirkan hal ini. Akhirnya saya memutuskan untuk tidak memasak cecek maupun krupuk rambak. Yang menjadi masalah bila ada tamu yang membawa oleh-oleh krupuk rambak, terutama yang sudah siap makan. Saya pribadi tidak mau mengkonsumsinya, tetapi suami masih mengambil jalan yang mudah, dibuang sayang, toh belum ada fatwa haram/syubhat dari MUI, ntar yang nanggung ya... MUI.
Sebenarnya pemikiran menyerahkan semua tanggung jawab kepada MUI tidak sepenuhnya benar. Bukankah Allah telah menganugerahkan kemampuan berpikir kepada setiap manusia? Jadi kita sendirilah yang bertanggung jawab atas semua yang kita pilih dan kita kerjakan.

Mudah-mudahan, setelah membaca tulisan ini, suami ikut berhati-hati dan secara sadar menghindari mengkonsumsi makanan yang meragukan kehalalannya. Semoga Allah mengampuni, jika selama ini kami sekeluarga memakan makanan haram tanpa kami sadari. Semoga Allah memantapkan hati kami untuk meninggalkan hal-hal yang haram dan syubhat. Amin....

Berita terkait :

http://www.beritajatim.com/detailnews.php/1/Ekonomi/2012-08-03/142902/Puasa,_Permintaan_Krecek_Rambak_Naik_100_Persen
Untuk memenuhi banyaknya permintaan jelang lebaran seperti saat ini, ia bahkan menambah jumlah karyawan yang kini mencapai 15 orang karyawan. Untuk bahan baku kulit sapi, ia juga harus impor dari luar karena stok bahan baku di tingkat lokal terbatas. Seperti dari China, Korea, Lebanon dan Thailand.

http://medisherbalis.blogspot.com/2010/06/kerupukringantapi-bisa-berat.html
Beberapa tahun lalu saat membeli krecek krupuk rambak di daerah Bangsal, Mojokerto, saya diberi pilihan oleh penjual yang lebih murah & lebih mahal, yang ternyata yang lebih murah bahan bakunya dari kulit impor, asal Korea. Sejak itu saya risau, tentang adanya produk yang berpotensi haram/syubhat, tetapi para ulama tidak pernah memperingatkan masyarakat agar berhati-hati.
Beberapa hari lalu saat berbincang dengan wali santri paud, saya menggali informasi bahwa suaminya berprofesi sbg pembuat krecek rambak dan lebih menyukai bahan baku kulit impor krn lebih murah dan pada akhirnya untungnya lebih banyak.
Seyogyanya lembaga resmi seperti LP POM MUI, lebih berperan aktif dalam memberikan informasi tentang halal/tidaknya makanan serta menggandeng Ulama (MUI, NU, Muhammadiyah, dll.) agar suatu informasi dapat tersosialisasi kepada masyarakat.